-->
  • Jelajahi

    Copyright © Media Indosatu - Menuju Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Jumat Agung, Makna dan Sejarahnya

    Redaksi
    29 Maret 2024, 08:01 WIB Last Updated 2024-03-29T01:01:00Z
    Banner IDwebhost

    Jumat Agung, Makna dan Sejarahnya (ilustrasi)

    INDOSATU.ID - Hari besar Jumat Agung menjadi momen yang ditunggu-tunggu umat Kristiani. Dalam perayaannya tidak ada misa dan perayaan ekaristi, tetapi liturgi dan komuni tetap berjalan.

    Jumat Agung merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah. Sebelum memperingati Paskah, ada tiga rangkaian ibadah yang dijalani pada tiga hari suci sebelum Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci.

    Dalam SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Jumat Agung 2024 jatuh pada tanggal 29 Maret 2024, dan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Berikut uraiannya:

    Jumat, 29 Maret 2024: Wafat Yesus Kristus (Jumat Agung)
    Sabtu, 30 Maret 2024: Libur akhir pekan
    Minggu, 31 Maret 2024: Minggu Paskah

    Lalu, Apa Itu Jumat Agung?

    Dikutip laman resmi Kemenag, Jumat Agung merupakan salah satu hari raya utama umat Kristiani. Jumat Agung mempunyai posisi yang istimewa, meski perayaan ini hanya terpisah tiga hari sebelum hari raya Paskah. Jumat Agung bukan sekadar pengantar menuju Paskah, tetapi memiliki keagungannya sendiri.

    Bagi umat Kristiani, Jumat Agung merupakan inti dari Paskah. Tanpa penderitaan serta kematian Yesus di kayu salib, tidak akan ada kebangkitan dan kemenangan di kubur itu. Tanpa kematian di hari Jumat yang agung itu, tidak mungkin ada kebangkitan yang mulia berkemenangan di hari Paskah.

    Begini Sejarah Jumat Agung Yang Diperingati Setiap Tahun

    Dikutip laman Stekom, Jumat Agung merupakan hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari peringatan penyaliban Yesus Kristus serta wafatnya di Golgota.

    Tidak tercatat dengan jelas hari kematian Yesus di Alkitab. Ada yang menduga jatuh pada hari Rabu. Tetapi lebih banyak yang menempatkan pada hari Jumat.

    Dari buku Hari Raya Liturgi (2005) karya Rasid Rachman, perayaan Jumat Agung berasal dari abad kedua Masehi yang mana naskah-naskah kuno menyebut hari Jumat sebelum Minggu Paskah sebagai in passione et morte Domini.

    Ini menegaskan bahwa Jumat Agung sebagai perayaan khusus yang memfokuskan terhadap sengsara dan kematian Yesus.

    Penyebutan Jumat Agung digunakan untuk memisahkan kerancuan antara perayaan Paskah dan Jumat Agung yang juga dimaknai sebagai hari penderitaan, kebangkitan, serta kemenangan. Kemudian Jumat Agung diresmikan sebagai hari peringatan wafatnya Yesus Kristus.

    Berikut Makna Jumat Agung

    Dalam Jurnal Apokalupsis Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta berjudul "Mengklarifikasi Istilah Jumat Agung Menurut Kajian Tipologi Berdasarkan Keluaran 12:1-42" karya Yohanis Banamtuan, Jumat Agung dimaknai sebagai hari kesedihan serta penebusan dosa.

    Pada hari "Jumat Agung", umat Kristiani diwajibkan untuk berpuasa bahkan di dalam gereja.

    Tidak ada misa dan perayaan ekaristi saat Jumat Agung. Tetapi liturgi dan komuni tetap berjalan. Lonceng gereja tidak dibunyikan sehingga gereja biasanya dalam keadaan hening.

    Suasana hening itu ditujukan untuk meresapi serta memaknai peristiwa sengsara Yesus yang menebus doa umat-Nya, serta menjadi cerminan pentingnya sifat penolong serta pemaaf. Melalui Jumat Agung, Yesus mengajarkan kepada umat-Nya agar tidak pantang menyerah dalam melalui rintangan.

    Sumber: heartline/detik
    Editor: Admin
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close
    Banner iklan disini