Pemandangan Sawah di Dusun IV Desa Sei Penggantungan | Foto: Sappe Tua |
Oleh: Sappe Tua Panggabean, S.Tr.Par. (Cand.)
Halo, kawan-kawan. Kali ini saya ingin mencoba menulis sesuatu tentang sebuah analisis pariwisata di desa saya. Kira-kira desa saya ini cocok gak ya, untuk dijadikan salah satu destinasi tujuan wisata, atau kampung halaman saya ini punya potensi gak untuk dijadikan sebagai kegiatan pariwisata.
Nah, jadi saya ingin mencoba membuat penelitian kecil-kecilan terkait kedua pertanyaan saya diatas seiring dengan saya melihat postingan yang dibagikan lewat media sosial terkait kegiatan desa sadar wisata.
Baca Juga: Diresmikan Wagubsu, Desa Wisata Sawah Pematang Johar Viral Hingga Dikunjungi Turis Asing
Untuk sedikit informasi bahwa desa saya bernama Desa Sei Penggantungan. Jadi, Desa Sei Penggantungan ini merupakan salah satu nama desa yang terletak di Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara, desa ini terbagi atas delapan dusun wilayah dengan nama dusun yang berbeda-beda, dan saya tinggal di Dusun IV Sei Kubung.
Desa ini adalah daerah pertanian yang berfokus kepada sawit dan padi dan juga tanaman holtikultura, dan ada beberapa suku dan agama yang tingga di desa ini seperti, Suku Melayu, Suku Jawa, Suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Suku Nias, dll.
Keberagaman umat beragam di desa ini, yaitu, Agama Kristen, Agama Katolik dan Agama Islam. Desa ini lahir sekitar tahun 1970 dengan jumlah penduduk kurang lebih 8.000 jiwa. Demikian secara umum informasi mengenai kampung halaman saya.
Baca Juga: BUMDes Sei Penggantungan Diduga Bermasalah, Pengawas: Kegiatan Mereka Rekayasa
Jadi, ketika kita berbicara pariwisata, gambaran secara umum yang ada didalam pemikiran kita adalah kegiatan yang dilakukan untuk bersenang-senang (have fun) dan melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Secara teori pariwisata, terdapat empat unsur suatu daerah untuk dapat dijadikan sebagai daerah pariwisata, yaitu; Daya tarik, Aksesibilitas, Infrastruktur dan Pemberdayaan manusia, tapi saya tidak akan membahas satu-persatu secara detail disini.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, kira-kira Desa Sei Penggantungan punya fasilitas dan tempat gak untuk kegiatan bersenang-senang tersebut?.
Baca Juga: Sawah Kakung Magelang: Perpaduan Keindahan Alam dan Agrowisata Penopang Kemandirian Pangan
Dan jawaban yang tepat adalah TIDAK. Tapi kalau saya punya pertanyaan seperti ini, kira-kira Desa Sei Penggantungan punya potensi gak untuk dijadikan destinasi pariwisata? Dan yang pasti IYA, kenapa tidak?!.
Saya mau sedikit berbagi cerita dan pengalaman saya, ketika saya mengadakan studi banding ke Thailand, Thailand itu kalau kita bandingkan wisata alamnya dengan Indonesia.
Thailand itu pasti kalah jauh sekali perbedaanya, namun mereka mampu mengelola dengan baik, di sana itu ada namanya Floating Market. Floating Market ini sebuah pasar di atas laut yang tidak ada bedanya dengan Tangkahan Maulana di Desa Sei Penggantungan.
Baca Juga: Pemdes Sei Penggantungan Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Rumah Ibadah Terkait Pandemi Covid-19
Di Floating Market itu hanya menjual aksesoris dan kerajinan tangan yang dibuat oleh masyarakat setempat. Walaupun hanya sebuah pasar, Floating Market menarik banyak pengunjung tourist ke sana. Artinya kita juga bisa menciptakan potensi itu di desa kita.
Kita mempunyai sawah, sungai, laut yang luas, dll. Tidak ada bedanya dengan Thailand yang saya ceritakan. Kita punya kelebihan banyak wisata alam yang sangat luar biasa, seperti, gunung, danau, sungai, laut, dll. Dan kita punya daerah Bali, Danau Toba, Raja Ampat, Lombok, yang sudah diketahui dunia.
Sappe Tua saat melakukan study banding ke Thailand | Foto: Sappe Tua |
Kalau saya bilang That, Indonesia is a peace of heaven dan negara-negara lain have jealous, of course with all that. Tapi kok bisa ya, Thailand itu memiliki kunjungan tourist wisatawan terbanyak di Asia Tenggara.
Kegiatan pariwisata jika dilaksanakan di Desa Sei Penggantungan dapat memberikan banyak dampak positif. Anak-anak muda di sana akan berkarya dan mengeluarkan ide-ide kreatif dan memiliki pekerjaan dan tentunya akan banyak kegiatan bisnis yang muncul di sana.
Saya jadi teringat ketika kami melakukan sebuah konvensi Desa Sadar Wisata Desa Siosar di Brastagi tahun yang lalu, masyarakat di sana sangat antusias ketika mendengar apa yang menjadi keuntungan dari dampak pariwisata jika dikelola masyarakat.
Mereka sangat tertarik sekali, pemerintah desa di sana mampu merubah mindset masyarakat di sana untuk antusias dalam melakukan Siosar sebagai desa wisata. Dan tentunya memang tidak mudah mengubah mindset masyarakat di sana, namun hal itu berhasil dilakukan oleh pemerintahan desa di sana.
Baca Juga: Kades Bakaranbatu Muslim Susanto Dinobatkan Sebagai Tokoh Deliserdang Yang Peduli Anak
Saya berharap Desa Sei Penggantungan juga melakukan hal yang sama dengan Desa Siosar untuk membangun desa sadar wisata.
Harapan saya kedepannya Pemerintahan Desa Sei Penggantungan agar lebih memikirkan kesadaran terhadap membangun aksesibilitas dan infrastuktur desa agar segala aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan lancar.
Harapannya, Pemerintahan Desa Sei Penggantungan memberikan arahan terhadap tujuan desa kedepannya, mau dibuat seperti apa dan apa yang menjadi ciri khas dari Desa Sei Penggantungan harus lebih ditonjolkan untuk mendapat perhatian dari pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat.
Baca Juga: Lian Limbong: Ridwan Nasution Layak Menjadi Ketua PPK Panai Hilir
Segala sesuatu dan harapan kita bersama agar Desa Sei Penggantungan mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Saya berharap masyarakat agar tidak apatis terhadap masukan-masukan dari berbagai pihak untuk membangun desa kita.
Kesatuan dan kesadaran masyarakat harus yang terutama menjadi kunci dalam membangun. Pembangunan pariwisata harus dilakukan bersama-sama oleh berbagai pihak. Masyarakat harus mampu memahami dan menyesuaikan perubahan.
Biodata Penulis: Sappe Tua Panggabean,S.Tr.Par. (Cand.) lahir di Desa Sei Penggantungan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara pada Tahun 1998. Penulis adalah Seorang mahasiswa aktif di salah satu PTN di Kota Medan (2020). Ia juga aktif berorganisasi baik organisasi dalam kampus maupun organisasi luar kampus.
Blog: https://sappegabeaddress.blogspot.com/
Fb: https://www.facebook.com/stpanggabean.47